Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

SWAKELOLA SEBAGAI ALTERNATIF RADIKAL

Oleh Ola Masan Bila agenda nasionalisme tidak mencukupi untuk menghadirkan pembebasan bagi proletariat, adakah alternatif radikal yang dapat diambil? Tentu saja alternatif tersebut dimaksudkan untuk menghapuskan fitur-fitur, watak dan keseluruhan sifat menghisap dari sebuah sistem produksi dan konsumsi yang eksis ini. Secara singkat, agenda utamanya adalah menegasikan keseluruhan sistem kapitalisme, tanpa ragu-ragu dan setengah-setengah, oleh karena kapitalisme eksis berdasarkan kerja untuk memproduksi komoditi. Hal tersebut hanya dimungkinkan lewat sebuah relasi sosial dan ekonomi yang hirarkis seperti majikan dan pekerja, maka untuk menegasikannya, sebuah relasi sosial sekaligus ekonomi harus diorganisir melampau bentuk-bentuk awalnya. Dan sebagai alternatif radikal yang dimaksud dapat dijumpai dalam bentuk swakelola. Swakelola pekerja adalah suatu model dalam mengoperasikan tempat kerja tanpa majikan atau manajemen hirarkis yang baku. Sebagai gantinya, tempat ker

TRANSFORMASI DAN SOSIOLOGI PEDESAAN

Oleh: Petronela Somi Kedan A.     Adonara   Idyll-Anti Idyll Salju kedua di bulan Desember, sebenarnya sudah cukup ampuh untuk meluluh lantakkan mataku supaya bersembunyi di balik selimut putih yang selalu kelihatan anggun dan mempesona. Dingin dan beku, bukan cuacanya, tetapi otakku,,,kalau ada masanya hangat adalah ketika pergi mengingat masa menunggui mamak membuat ramuan ajaib jahe, bawang putih dan madunya yang selalu membuat perut dan duniaku hangat. Atau hura bakar mamak tua1 yang selalu membuatku autis dan tak kenal dunia lain selain Lamaleka dan sambal belewa mamak tua-tua yang selalu membuat sebaskom nasi putih hangat ludas dalam sekejap oleh ku seorang yang sangat bijaksana ini (makin ngelantur),,,,  brrrrrrrrrrr Apa boleh buat untung tak dapat di raih, malang tak dapat di tolak, ujian tak dapat di hindari, ingin rasanya kabur dari ujian periode ini, sebagian karena trauma ujian dan sebagian karena alasan ideologis yaitu; males,,,hayah ^_^. Malam ini, sat

WASPADAI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DENGAN MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN

Oleh Darius Sabon Perubahan iklim bumi yang ditandai dengan pemanasan global dan mencairnya es di kutub, sudah mulai dirasakan dampaknya saat ini. Cuaca ekstrim telah mengakibatkan bencana alam di beberapa belahan dunia, termasuk Indonesia. Dampak beruntun dari cuaca ekstrim ini juga menyebabkan perubahan ekosistem baik hayati maupun non hayati, yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan alam yang turut berimbas pada kegagalan panen pada tanaman pangan. Fenomena hama keong (woko) yang menyerang tanaman pangan di Adonara, merupakan salah satu bukti dari akibat perubahan ekosistem. Cuaca ekstrim juga dicemaskan akan mengakibatkan ancaman masalah pangan dunia. Lembaga Internasional di bidang pangan (FAO) telah memberikan peringatan kepada seluruh dunia bahwa persoalan pangan akan menjadi ancaman di masa mendatang. Setiap negara disarankan memperkuat ketahanan pangannya. Dunia sudah mulai cemas akan masalah ancaman pangan ini, karena ketersediaan bahan baku pangan terutama tumbuhan

Cerita Dari Gubuk Biru

Oleh: Asis Leowokeda Sore itu, saya duduk dengan beberapa teman di sebuah teras rumah kontrakan. Tempat itu akrab dikenal dengan “Gubuk Biru”. Sebenarnya saya bermaksud mampir untuk mengambil kontribusi kegiatan organisasi. Rupahnya persinggahan saya disambut dengan kopi hitam tampak panas menguap. Ada juga jagung titih. Saya bertahan sejenak untuk menikmatinya. Ada yang menarik ketika kami sedang menyantap hidangan. Ada diskusi lepas yang terjadi. Saya coba menyinggung beberapa wacana megenai isu konflik yang digembar-gemborkan sedang terjadi di beberapa desa di Adonara tidak lama ini. Saya berharap mendapat tanggapan dari mereka yang ada di situ. Alhasil, reaksi yang muncul luar biasa. Teman-teman dengan segera menyambut wacana itu dengan beberapa perspektif yang menarik adanya. Seakan-akan tak sabar menunggu untuk memulai sebuah diskusi. Perlahan saya larut dalam wacana yang diperbicangkan. Diskusi semakin serius ketika semua saling bertukar cerita mengenai pengalaman ma

KEKERASAN TERHADAP KAUM PEREMPUAN DI NUSA TENGGARA TIMUR (Sebuah Konstruksi Gender Yang Keliru)

Oleh Ariz Hayon I.    PENDAHULUAN Problem tentang gender bukan lagi menjadi wacana asing bagi masyarakat NTT sebab permasalhan ini terus meningkat dari waktu ke waktu. Meskipun telah ada jaminan konstitusional, tetapi diskriminasi gender masih tetap terjadi, entah secara kultural maupun struktural. Secara fundamental, fenomena diskriminatif ini menunjukan bahwa, perempuan NTT masih mengalami ketidakadilan gender (gender inequalities) sebagai konsekuensi keterkungkungan dari pola kultural dan struktural dalam sistem masyarakat partiarkhi. Sadar atau tidak, hampir di banyak tempat di NTT, laki-laki lebih mendominasi dalam pelbagai macam aspek kehidupan. Misalnya, tentang status sosial, pengambil keputusan, urusan adat, agama, politik, pendidikan dan sebagainya. Fenomena ini memperoleh legitimasi kultural yang telah berlangsung lama, sehingga dominasi tersebut dianggap mapan dan tak tergoyahkan. Konstruksi sosio-kultural yang bernuansa partiarkat ini kerap membawa dampak nega