BERTUMBUH DAN BERKEMBANG DARI DASAR (Bagian 2)
Pemberdayaan
Masyarakat/Pemberdayaan Diri
Sifat yg relatif statis dan juga
fatalis dari mayoritas petani memiliki alasan-alasan rasional. Untuk apa
bereksperimen dengan inovasi-inovasi baru yang belum teruji untuk suatu hasil
produksi yg mantap. Untuk apa ikut terlibat menentang korupsi jika itu berarti
hanya cari musuh. Untuk apa bekerja keras menghasilkan materi yang berlimpah
jika nasib sudah menggariskan bahwa itu mustahil. Sikap statis dan fatalis
seperti ini menjadikan masyarakat selalu tak berdaya. Upaya-upaya penyadaran
lewat belajar bersama atas realitas dapat merubah keyakinan-keyakinan itu, dan
potensi kreatif mereka dapat dinyalakan kembali.
Percaya sepenuhnya bahwa
pemerintah/negara bersifat murah hati dan dengan sendirinya selalu konsisten
mengupayakan perbaikan kondisi-kondisi hidup adalah naif. Jika mereka menjadi
sangat kuat, sementara warga masyarakat sangat lemah, mereka bisa saja tidak
perduli terhadap kepentingan publik. Yang dipentingkan adalah kesejahteraan dan
kemakmuran mereka. Negara berubah menjadi, tak ubahnya cuma sebagai
"lembaga jaminan hidup" bagi aparatnya, bahkan bisa menjadi penindas dan perampok.
Untuk mencegah terjadi hal demikian,
demokratisasi kehidupan perpolitikan mesti menjadi tuntutan warga masyarakat,
sambil terus menerus memberdayakan diri lewat:
- Belajar
bersama atas realitas
- Pengorganisasian
diri dalam berbagai kelompok ekonomi, politik maupun kultural
- Menggalang
aksi-aksi bersama ( aksi kultural, politis maupun ekonomi) untuk mengupayakan
kepentingan-kepentingan sebagai warga masyarakat
Sumber daya manusia memegang peranan
sangat penting maka pemberdayaan oleh pemerintah atau masyarakat sendiri adalah
suatu prasarat penting. Karena masyarakat yang berdayah adalah actor-aktor
pembangunan yang tangguh pada berbagai sektor. Merekapun tidak akan mudah
dimanipulasi dalam urusan-urusan politik, memilih pemimpin misalnya.
Jalan panjang dalam pemberdayaan
masyarakat adalah investasi dalam dunia pendidikan dan kesehatan.
Pemerintahan Yang Bagaimanakah
Yang Menjalankan Pembangunan
Kerja besar untuk mencapai cita-cita bersama : kemakmuran
bersama - kebaikan bersama, tak pernah akan tercapai jika pemerintahannya tidak
profesional, tak memahami persoalan, mencari jalan-jalan pintas, gegabah dalam
pengambilan kebijakan, korup. Pemerintahan yang sedemikian ini akan hanya
menjadikan pembangunan cuma sebagai semacam "tanah bengkok" buat
mereka. Pertanyaan politis tentang pembangunan :
rakyat diuntungkan atau tidak atas suatu kebijakan pembangunan akan berubah
menjadi : saya, keluarga saya, klik saya diuntungkan atau tidak. Korupsi dengan
segala variannya akan merebak dan pada akhirnya bukanlah kemajuan, kebaikan yang
kita alami, tapi kemunduran dan kebangkrutan sosial.
Sebuah pemerintahan yang mengabdi kepada kepentingan masyarakat
hanya dapat dipaksakan oleh suatu masyarakat sipil yang juga kuat - masyarakat
yang mengerti hak-hak dan kewajiban politiknya dan bisa juga mengambil
langkah-langkah politis untuk memperjuangkan hak-haknya. Masyarakat yg
sedemikian ini hanya ada bila ada pemberdayaan lewat kerja-kerja penyadaran,
pembelajaran bersama, pengorganisasian diri dan penggalangan aksi-aksi bersama.
Kekuatan pengertian kemudian ditransformasi menjadi kekuatan tindakan, meliputi
massa rakyat dan masiv" sehingga kelompok2 masyarakat ini menjadi kekuatan
"ekstra parlementer" yang turut didengar.
Langkah
Strategis : Memilih Pemimpin
Dalam hal memilih pemimpin, kita lebih
sering melakukannya secara seenaknya. Masa mantan napipun bisa mencalonkan diri
jadi pemimpin. Kita lupa bahwa selalu ada hubungan nyata antara kemajuan -
kebaikan suatu masyarakat tertentu dengan kualitas para pemimpin mereka.
Kekuasaan negara jika jatuh pada orang
yang salah tak ubahnya kita menghantar diri dan hidup kita ke dalam sarang
penyamun yang bengis. Untuk itu, memilih dengan benar pemimpin (Adonara) ibarat
kita telah melakukan setengah pembangunan (Adonara). Maka jangan gegabah, perhatikan
dan teliti :
1. Apakah orang
ini punya pikiran-pikiran tentang persoalan-persoalan publik?
2. Apakah orang
ini konsisten dengan apa yg ia ucapkan dan apa yg ia perbuat?
3. Apakah orang
ini pernah teruji dalam skala-skala kecil hidup sosial kemasyrakatan?
4. Untuk menarik
pemilih. Apakah orang ini tidak ada upaya-upaya menyuap dan menyogok (dalam
bentuk apapun)?
5. Untuk menarik
pemilih, apakah orang ini tidak memanipulasi kesadaran kritis kita?
6. Untuk lolos
dari suatu wadah pencalonan, apakah orang ini tidak berlaku curang?
7. Untuk sebuah
penindasan oleh pemerintah, kemarin-kemarin dan hari ini, apakah orang ini
berpihak pada masyarakat?
8. Kemarin-kemarin
dan hari ini, apakah orang ini turut menentang KKN?
9. Kemarin-kemarin
dan hari ini, apakah orang ini bukan salah satu pelaku dan penyokong KKN?
10. Apakah orang
ini cukup pintar?
11. Apakah orang
ini cukup berani?
12. Apakah orang
ini cukup baik?
13. Apakah orang
ini integritasnya tak tergoyahkan ?
Jika sebagian besar pertanyaan ini
berjawab "ya", apalagi seluruhnya, maka jangan ragu : berikan suaramu
kepadanya. Tapi jika sebagian besar pertanyaan ini berjawab "tidak",
apalagi seluruhnya, maka jangan ragu: jangan berikan suaramu kepadanya.
Penutup
Pembangunan (Adonara) mesti dimulai dari desa-desa dengan petani
dan pertanian. Dilakukan secara perlahan - bertahap untuk sampai pada
perkembangan ekonomi yang lain, industri misalnya.
Pilihan jalannya bisa merupakan perpaduan antara segi baik dari
sosialisme dengan segi-segi baik dari kapitalisme. Gemohin adalah Sosialisme
Adonara yang sudah menjadi praktek sehari-hari, tinggal dihilangkan segi-segi
negatifnya dan dipadukan dengan segi-segi positif dari kapitalisme.
Jalan Gemohin, sekali lagi, tak lain dari Sosialisme Adonara yang
melahirkan tata masyarakat Gemohin, suatu tata masyarakat nyaris "Sosialis
Utopis" dimana lewat pengaturan-peraturan yang rumit dan jelimet
mengakibatkan kemiskinan dibagi bersama (ditanggung bersama) begitupun
ketidakmiskinan sehingga tak ada pelacur, pengemis dan penjahat-penjahat (karena
ekonomi).
Sumber daya manusia memegang peranan sangat penting. Maka
pemberdayaan oleh masyarakat sendiri atau oleh pemerintah adalah suatu
keharusan. Menggantungkan harapan sepenuhnya kepada pemerintah untuk
memperbaiki kondisi-kondisi hidup yang buruk tanpa kekuatan politik dari warga
masyarakat untuk mendiktekan kepentingannya adalah naif. Oleh karena itu
demokratisasi kehidupan politik mesti selalu menjadi tuntutan warga masyarakat.
Untuk dapat mencapai tujuan bersama : kebaikan bersama,
mensaratkan akan adanya pemerintahan, tidak sembarang pemerintahan, tapi
pemerintahan yang bersih, yang tunduk pada hukum dan mengabdi masyarakat.
Langkah strategisnya adalah memilih pemimpin (Adonara) yg baik dan benar -
memiliki kapasitas moral dan intelektuil yang memadai (habis).
da Ama Nu'en Bani Tulit
Mutiara Dari Woka Belolon
Komentar