SWAKELOLA SEBAGAI ALTERNATIF RADIKAL
Oleh Ola
Masan
Bila
agenda nasionalisme tidak mencukupi untuk menghadirkan pembebasan bagi
proletariat, adakah alternatif radikal yang dapat diambil? Tentu saja
alternatif tersebut dimaksudkan untuk menghapuskan fitur-fitur, watak dan
keseluruhan sifat menghisap dari sebuah sistem produksi dan konsumsi yang eksis
ini.
Secara
singkat, agenda utamanya adalah menegasikan keseluruhan sistem kapitalisme,
tanpa ragu-ragu dan setengah-setengah, oleh karena kapitalisme eksis
berdasarkan kerja untuk memproduksi komoditi. Hal tersebut hanya dimungkinkan
lewat sebuah relasi sosial dan ekonomi yang hirarkis seperti majikan dan
pekerja, maka untuk menegasikannya, sebuah relasi sosial sekaligus ekonomi
harus diorganisir melampau bentuk-bentuk awalnya. Dan sebagai alternatif
radikal yang dimaksud dapat dijumpai dalam bentuk swakelola.
Swakelola
pekerja adalah suatu model dalam mengoperasikan tempat kerja tanpa majikan atau
manajemen hirarkis yang baku. Sebagai gantinya, tempat kerja tersebut
dijalankan secara demokrtis oleh pekerjanya. Namun, dengan demokrasi bukan
berarti bahwa pekerja memilih seorang manajer untuk membuat keputusan kepada
mereka, tetapi para pekerja memutuskan sendiri apa yang mereka lakukan sebagai
sebuah kelompok. Tak seorang pun dalam badan usaha yang dikelola secara
mandiri, memiliki control terhadap para pekerja lainnya. Kuasa dalam menentukan
setiap keputusan ada di tangan setiap pekerja secara setara.
Swakelola
yang dimaksud juga bukanlah sebagaimana kontrol pekerja yang berada dibawa
kapitalisme privat ataupun kapitalisme Negara, yang hanya spekulasi mengenai
hak kontrol pekerja dalam menentukan segi-segi tertentu dalam produksi, seperti
memilih wakil pekerja untuk bernegosiasi dengan manajer dalam memutuskan
urusan-urusan bagaimana sebaiknya agar produksi tetap berjalan.
Swakelola
adalah negasi atas sistem produksi kapitalis, dengan mengenyahkan seluru relasi
hirarkis dan sistem kerja-upahan dengan mengacu pada kesatuan sistem ekonomi.
Swakelola berarti pola manajemen langsung oleh produsen, mulai dari proses
produksi , distribusi hingga komunikasi dengan komunitas atau masyarakatnya.
Swakelola
bukan sebuah konsepsi abstrak yang utopis. Dalam sejarah, swakelola telah hadir
berulang kali di Rusia pada 1905 dan 1917, di sepanyol pada 1936 1937, di
Hungaria pada 1956, di Aljazair pada 1960, serta di Chili pada 1972 hingga di
Argentina pada 2001, bentuk organisasi yang paling sering dibangun sebagai
praktik dari swakelola adalah dewan pekerja.
Pekerja
dalam sebuah pabrik, sistem transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya,
membentuk sebuah badan umum yang kemudian memilih komite-komite yang berisi
delegasi-delegasi untuk menangani tugas-tugas khusus, termasuk pertahanan diri
dan koordinasi dengan perusahan lain yang juga telah dikuasai oleh para
pekerjanya.
Pengoperasian
perusahan lantas dimulai kembali dibawa manajemen pekerja dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan yang didefinisikan oleh mereka-tentu saja,
selama sebuah krisis revolusioner, sektor-sektor terpenting adalah produksi
pangan, senjata, sumber daya listrik, keberlanjutan urusan medis dan layanan
transportasi.
Setiap
tempat kerja yang diswakelolakan berjalan berdasarkan pertemuan langsung antar
pekerja dalam sebuah dewan pekerja, pekerja disetiap perusahan mengambil
keputusan kolektif berbasis demokrasi langsung atau melalui consensus, ini
harus berlangsung diseluruh devisi atau seluru unit kerja terkecil dari bawa,
dan pada akhirnya mencakup keseluruhan tempat kerja.
Dalam
mengkoordinasikan kerja-kerja harian ditingkatan basis atau unit kerja,
dilakukan lewat pertemuan dewan pekerja ditiap divisi atau unit kerja, yang
fungsinya membicarakan masalah kerja atau mengambil keputusan harian. Setiap
divisi atau unit kerja mengirimkan delegasi dengan mandate khusus kesebuah
komite kerja untuk menkoordinasikan aktifitas mereka dengan unit kerja lainnya.
Perlu diinagt bahwa, delegasi bukanlah manajer professional, tetapi pekerja
biasa yang beraktifitas ditempat atau unit dimana mereka didelegasikan dengan
mandat dari pengutusnya.
Setelah
menjalankan tugasnya, delegasi kembali kepada dewan untuk melaporkan hasilnya,
yang mungkin bisa dilanjutkan dengan mengambil keputusan baru. Setelah
pertemuan dewan pekerja usai, delegasi pun kembali ke aktifitasnya seperti
anggota lainnya.
Delegasi
dapat di-recall atau diganti kapan saja bergantung kepada pekerja. Dan sebuah
komite kerja yang dimaksud bukanlah manajemen sebagaimana bentuk
perusahan-perusahan kapitalis, mereka tidak membuat sebuah keputusan agar
pekerja mengerjakannya.Komite tersebut hanya berfungsi sebagai badan komunikasi
antar unit-unit kerja. Komite bukan pula sebuah badan permanen, sejak
pendelegasian di tiap unit kerja dapat dilakukan setiap pertemuan, sehingga
setiap pekerja dapat menjalankan peran tersebut. Swakelola menghapuskan
pembagian kerja permanen antara manajer dan pekerja.
Pada
prinsipnya, mereka yang melakukan kerja produktiflah mulai dari membuat,
merancang, merawat peralatan, mengumpulkan informasi, mengalokasikan
peruntukan, dan seterusnya yang memanajemeni kerja-kerja mereka sendiri.
Swakelola bermakna pekerja mengelola pekerjaan mereka secara mandiri, oleh
karenanya tidak diperlukan lagi manajer professional ataupun manajemen hirarkis.
Swakelola
pada esensinya bertujuan dalam penghapusan kerja upahan dan komoditi ekonomi,
dan tentu saja alienasi atas pekerja yang selalu berlekatan dengan kerja
upahan, ini juga berarti pekerja mesti menghapuskan dirinya (sebagai pekerja
upahan/proletariat) saat mereka menghapuskan seluru tatanan masyarakat berkelas.
Dalam
prakteknya, swakelola meniscayakan penegasian keberadaan Negara dan capital,
dikarenakan kedua hal tersebut menjadi irasional dalam praksis manajemen
langsung. Oleh karenanya pada prinsip yang berjalan, swakelola tidak
mengizinkan semua kekuasaan yang terpisa atas mereka yang terlibat. Karena
sebuah model manajemen langsung, swakelola diterapkan dengan sistem demokrasi
langsung tanpa kecuali, dimana pendelegasian berlangsung secara ketat untuk
menghindari sentralisasi kekuasaan dan manipulasi. Dan pada akhirnya diperlukan
sebuah badan koordinasi masyarakat secara luas, namun seluruh anggotanya tetap
di bawah mandate dengan ketat, sehingga fungsi mereka terbatas pada komunikasi
umum.
Merunjuk
di masa lampau, pencapaian-pencapaian tertinggi dewan-dewan tersebut telah
membuat seluruh kekuasaan Negara tidak lagi dibutuhkan, kesalahan utama mereka
di masa lampau (dengan pengecualian khusus atas para pekerja dan petani spanyol
di catalonia pada 1936 1937) terletak pada ketidaksadaran akan hal ini dan
dengan demikian dapat dengan mudah dihancurkan oleh kekuatan bersenjata yang
masih tersisa dari para penyembah kekuasaan negara.
Lalu
bagaimana pembentukan kekuasaan negara baru dapat dihindari dengan cara ini? Pertama,
tentu saja, dengan mengenyahkan seluru “partai politik revolusioner” sekalian
dengan kelompok-kelompok reaksioner. Kedua, dengan memastikan bahwa seluruh
kekuasaan berada di tangan badan-badan umum para pekerja dan komoditi, dan
hanya di tangan mereka saja badan –badan umum tersebut sendiri adalah
dewan-dewan dan bukan sekedar komite-komite delegasi yang mendapat amanat dari
keseluruhan dewan.
Pada
akhirnya dipahami bahwa keberasilan swakelola terletak pada kesadaran
proletariat di tingkatan individu, akan sebuah hasrat yang mendalam bagi
penciptaan sebuah hidup yang bebas , kreatif dan menyenangkan dibawah kontrol
mereka sendiri. Di tingkat kolektif, isi berarti apa-apa yang harus
diswakelolakan.
Swakelola
juga tak bisa lagi hanya terbatas pada tembok-tembok pabrik. Pertama-tama,
harus dibentuk juga dewan-dewan ketetanggaan dan masyarakat yang terdiri dari
mereka yang selama ini tak mendapatkan upah atas kerja mereka (ibu rumah
tangga, mahasiswa, pelajar dan anak-anak sekolah) yang pada gilirannya juga kan
memilih delegasi dan bekerja dalam tim bersama dewan-dewan pabrik, komunikasi,
transportasi dan lainnya.
Tentu
saja semua itu baru awal dari perjalanan jangka panjang swakelola agar dapat
berhasil diterapkan di tingkat global pasca kemenangan dewan-dewan federasi
atas seluru kekuasaan negara yang eksis, sehingga sesuatu yang baru bisa
tercipta dengan lebih menggairahkan dan menakjubkan, perubahan – prubahan yang
bahkan kita sendiripun sekarang tak akan mampu membayangkannya.
Secara
empirik , semua ini bukanlah sebuah ide abstrak rencana besar utopis yang harus
diinjeksikan ke dalam pikiran “massa”. Nyaris semua yang dijabarkan di atas
pernah dilakukan dan terutama formasi dewan-dewan, federasi yang dimandatkan
dengan ketat, delegasi yang dengan mudah dicopot dan diganti, dan upaya-upaya
mentranspormasikan lingkungan sosial bukan hanya satu kali, melainkan
berkali-kali.
Swakelola
memperlihatkan penampakan awalnya yang kecil tetapi jelas di ruang-ruang kerja
oleh para pekerja di ribuan pabrik di mana-mana, dalam bentuk pendudukan pabrik
dan pemogokan. Mengutip Marx, swakelola adalah gerakan nyata yang akan
menghapuskan segala bentuk tatanan yang eksis saat ini.
Catatan
Komentar