CATATAN UNTUK SEBUAH IMPIAN KEMERDEKAAN

Mengapa kemudian Aku sering bermimpi, 
mengidamkan tentang sebuah kemerdekaan sejati.
Memimpikan kebebasan...
Kebebasan yang jauh dari rasa cemas,
Cemas akan dentuman meriam dan anak panah.
Yang kapan saja bisa menembus dinding rumahku.
Kelegaan akan sebuah kegelisahan hebat,
Yang terus menggoncang nurani.
Tentang ayah yang menghunus pedang
Di hadapanku, lalu keluar rumah,
Dengan mata menyala-nyala bak mata singa
Yang siap menerkam mangsa.
Ayaahhh...panggilku tak terdengar...


Aku seperti seorang pemimpi kecil
Yang berdiri diatas gunung...
Dan menatap jauh ke arah
Kobaran api dan asap merah
Yang terbang membakar langit...
Menutupi wajahku kala menyaksikan
Para korban berlarian bermandikan darah,
Dengan luka menganga ditubuh mereka,
Dan pula yang terbaring tak bernyawa
dengan puluhan anak panah menembusi tubuh mereka.


Aku berteriak sekerasnya,
Sampai pita suaraku pecah.
Sampai Pembuluh nadiku membengkak...
Namun jeritan bayi dan tangis ibu-ibu
Yang meratapi mayat suaminya
Menutupi teriakanku...
Lantas kemana aku harus menengadahkan
Sujudku untuk memohon pertolongan...
Sebab di sekelilingku terselimuti kabut asap api
Dan bau darah mayat yang tergeletak.

Lalu aku bergumam dengan yang semakin parau,
Meneteskan lara ini pada alam raya dan seisinya.
Bahwa jika benar engkau ada,
Dan sedang menyaksikan
Keangkaramurkaan ini dari sana,
Maka tunjukan kuasaMu, lalu hentikan ini semua.
Sebab aku tak ingin melihat lagi ini semua...
Aku ingin kemerdekaan...
Aku ingin kebebasan...
Aku ingin perdamaian...
Itu saja...
Kutitipkan pesanku ini rembulan
Di suatu malam penuh pengharapan....
Hanya itu dan cukup itu saja mimpiku...
Sekian.

Ceparath, 6 juni 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGALI KEBUDAYAAN KAMPUNG ADAT ATAKOWA

"BEKU” SANG NAGA LAUT YANG PERKASA (Bagian 1)

AGAMA LOKAL, PENGINJILAN DAN BAYI YANG TERBUANG