DI BAWAH UTOPIA

(Kepada sahabatku YLL yang pergi bersama kabut : Kita harus bisa bawakan matahari dan harapan kepada setiap malam dan keputusasaan)

Sahabat,
Kita berdiri di semesta ini 
Dengan iman
Pindahkan segala gunung
Hancurkan segala karang
Lindas segala tirani
Lumat segala setan
....juga dengan iman
Ubah ayunan parang
Jadi kecupan kasih
Dan....
Inilah mujizat penghabisan
yang belum kita kerjakan :

Ubah batu jadi roti
agar tak lagi ada lapar
Ubah ilalang jadi kain
 
agar tak lagi ada telanjang
Ubah tanah jadi rumah
agar tak lagi ada gelandang
Ubah keadilan jadi hukum
agar tak lagi ada tangis dan air mata

Tapi sahabat, 
Khianat selalu tiba lebih awal dan memaksa setiap kita untuk selalu menyerah di bawah
Utopia. Memang.
Tapi bukankah gelora kita
tetap abadi melintasi jaman ?
Sahabat, kasih tangan !



(da Ama Nu'en Bani Tulit. Mutiara Dari Woka Belolon)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGALI KEBUDAYAAN KAMPUNG ADAT ATAKOWA

"BEKU” SANG NAGA LAUT YANG PERKASA (Bagian 1)

PREMANISME POLITIK SEBAGAI KETIDAKDEWASAAN BERPOLITIK