AMA KOPONG – SI PETERNAK ISU
Oleh Petronela Somi kedan
Sebenarnya ada banyak pekerjaan yang
bisa di pilih ama Kopong, dia mewarisi keahlian ayahnya beternak kambing sampai
panjang tanduknya melebihi 40 cm ,,, ini spektakuler,,,kemampuan ini mahsyur
diantara orang-orang di kampung tempat ama Kopong tinggal. Bukan seperti di
pulau tetangga yang kambingnya gampang selfie, galau,
pingsan dan mati.
Atau, dia bisa memilih ke kebun
menanam jagung pun mengiris tuak ,,, kedua pekerjaan yang tidak pernah sia-sia
dan dianggap ama Mangu, kakek si ama Kopong, sebagai pekerjaan yang setara
dengan putra Altar.
Tetapi, ama Kopong tidak mau jadi
generasi oplosan-katanya, dia ingin jadi generasi yang menciptakan perubahan
dan pembangunan untuk kampungnya - pembangunan yang dia maksudkan
adalah gedung-gedung tinggi seperti yang sering ia lihat dengan tatapan nanar
dan kagum setiap kali dia dapat kesempatan mengunjungi ibu tiri kota.
Maka sudah dia tekadkan,,,dia akan
berternak isu saja, hari-hari dia akan membibitkan dan menjual isu. Beberapa
orang di kampungnya tidak percaya, namanya saja isu – hampir-hampir mirip
dengan asu lah. Profesi ama Kopong ini, dalam konteks perpolitikan desa bisa di
sebut sebagai tengkulak, bahasa kerennya broker, kalau bahasa alaynya broken heart! :D
Kali ini ama Kopong ingin mendapatkan
modal untuk beternak isu. Maka ia harus pergi ke ibu kota untuk mengadu nasib,
bukan mengadu ayam,,,jaman sekarang adu ayam kurang catchy.
Ama Kopong kemudian mengabari Ama
Keku, saudara sepupunya yang selalu saja percaya pada ama Kopong dan mimpi
besar hidup dari isu nya. Ama Kopong pun kemudian meminjam uang sebesar 10 Juta
untuk modal bermigrasi. Gampang saja, ama Keku menjual dua kambingnya dengan
harapan sepupunya akan memenuhi janji mengirimkan uang ganti rugi 10 kali
lipat. Hail yeah,,,,ama Keku sudah siap-siap bangun sekte sendiri dengan modal
seratus juta itu!
Kabar burung mengatakan ama Kopong
sukses,,,maklumlah,,,tv rusak karena listrik mati segan hidup apalagi, jaringan
hp lupa di beli sekalian saat beli hpnya, koran pun tak ada, jadi ama Keku
memang harus percaya pada burung yang membawa kabar itu.
Yakin pada kesuksesan ama Kopong, ama
Keku pergi meminta tanah pada kakek Mangu,,, untuk membangun rumah ibadat bagi
sekte barunya. Tentu saja, kakek Mangu mengamuk dan melempar panci berisi
bekicot rebus bakal makanan babinya. Dalam hatinya kakek Mangu herman luar
biasa betapa bodohnya anak muda jaman sekarang. Ama Keku yang romantis magis
dan naïf pada saat yang bersamaan tidak hilang akal,,,dengan muka penuh lendir
bekicot dia maksa eksis merayu kakek Mangu dengan kue rambut dan tuak sadapan
nya yang paling nikmat.
Kakek Mangu, seperti petani lainnya
yang cerdas dan tenang kali ini sudah tidak tahan lagi dengan amarahnya. Dia
mengambil parang dan mengejar ama Keku. Ama Keku lari sambil berteriak,,,
teriakan yang sebenarnya sudah dia rancang untuk jadi khotbah pertamanya ketika
sektenya sudah di dirikan.
---
Sampailah tenggat waktu membayar
utang, lima tahun,,,,begitu janji awal sepupunya. Surat tagihan miris pertama
ama Keku kirim ke ama Kopong bulan februari,,,dibalas surat romantis happy
valentine dari ama Kopong,,,,ama Keku memerah marun bahagia mendapati balasan
romantis sepupunya. Tak sabar, dia mengirim surat tagihan kedua bulan April
berikut daftar belanjaan barang bangunan di pulau seberang, dibalas ucapan
selamat paskah berikut cerita sukses ama Kopong hidup di Ibu Kota, ama Keku
membaca sampai terharu dan lupa pada piutangnya. Surat tagihan ke empat dibalas
Ama Kopong dengan cerita pak Pos yang kena musibah bisul di depan hidung, ama
Keku makin terharu membacanya. Surat balasan untuk tagihan yang kelima di
dapati kakek Mangu, dia membuka nya sambil memaki kebodohan ama Keku. Ia
kemudian memaksa ama keku mencari jaringan di kampung sebelah dan bicara
langsung lewat telepon dengan ama Kopong.
Saat ditelpon,,,ama Kopong mengatakan
dia sedang bertemu dengan orang penting yang bisa menurunkan uang banyak untuk
membeli banyak tanah dan kapal pesiar yang bisa keliling Nusantara meresapi
perjalanan patih Gajah Mada dan membeli cerutu Brazil untuk kakek Mangu. Kakek
Mangu yang seminggu ini sudah tidak bisa isap kebako lagi karena tanah yang
dulu dia Tanami kebako sudah ditanami mente sebelum ama Kopong merantau pun
naik pitam, ia mengambil hp dan merebus hp itu untuk makanan babi.
Ama Keku,,,,masih saja berharap pada
uang yang lebih banyak, tanah yang luas untuk bangun rumah ibadat sekte
barunya, kapal pesiar dan cerutu brazil jatah kakek Mangu yang ia anggap hangus
di makan babi :)
Oestgeest, 13 Juli 2015
Cerpen ini perna dipublikasikan
melalui blog;
http://lamalekasiadonara.blogspot.nl/2015/07/ama-kopong-si-peternak-issu.html?spref=fb&m=1
Komentar