Jambu Mente:Sukses Panen Tergantung Cuaca

Watobaya, RAKIT. Petani Adonara kini mulai tersenyum menyambut musim berbuahnya jambu mente. Tanaman yang mempunyai jadwal panen sekali dalam setahun ini memang telah  mendekati musimnya berproduksi. Meski demikian, sebagian warga mempunyai kekhawatiran sendiri terkait peluang suksesnya produksi mente tahun ini seperti yang diharapkan.

Seorang petani yang ditemuai di desa Watobaya, Petrus Laga, mengatakan, musim dengan cuaca yang tidak beraturan ini adalah kekhawatiran utama bagi para petani.

“Produksi jambu mente sangat rentan dengan kondisi cuaca. Jika bunga tanaman ini terkena rintik hujan, maka ia akan segera layu dan mengering.” katanya. Ia lalu menceritakan, mengeringnya bunga tanaman perdagangan ini bisa menyebabkan gagalnya produksi.

Ditemui Pemuda Adonara Bangkit di desa Watobaya, Petrus mengungkapkan bahwa sebagian dari warga desanya memiliki areal tanah yang ditanami oleh tanaman ini. Mereka semua merasa was-was sebab jika hujan turun, meski hanya rintik-rintik, maka itu akan menjadi ancaman yang menggagalkan hasil panen mereka tahun ini.

Kepala desa Watobaya, Stanislaus Boli Kia pun berpendapat serupa. Menurutnya, Desa Watobaya merupakan salah satu dari enam belas desa di kecamatan Adonara Barat yang warganya mengandalkan jambu mente sebagai salah satu komoditi perdagangannya.

Rilis BPS tahun 2009 lalu menyebut Kecamatan Adonara Barat sebagai kecamatan dengan produksi mente kedua terbesar di Adonara setelah Adonara Timur, mencapai lebih dari 850 ton per tahun. Selain tanaman ini, petani Adonara Barat  juga mengandalkan sejumlah komoditi lain seperti kopi, cengkeh, kelapa, dan kemiri.  (smpt)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGALI KEBUDAYAAN KAMPUNG ADAT ATAKOWA

"BEKU” SANG NAGA LAUT YANG PERKASA (Bagian 1)

PREMANISME POLITIK SEBAGAI KETIDAKDEWASAAN BERPOLITIK