POTENSI KOMODITI MASYARAKAT ADONARA DAN PROSPEK PEMASARANNYA


Oleh Ama Ola Eban 

Akal saren onet tou kirin eh’an, budi dike  ta’an gelekat lewo gewayan tana, semangat inilah yang selalu tumbuh dalam diri setiap anak Lewo Tana. Adanya kesamaan dalam semangat  membangun lewo tana seperti ini perlu selalu kita bina demi lewo tana yang lebih maju dan berkembang mulai dari sekarang.

Adonara memiliki potensi  komuditi yang cukup dijadikan untuk menghidupi kebutuhan masyarakat Adonara. Komoditi masyarakat Adonara umunya berasal dari hasil kerja para petani baik  di darat maupun  di laut.  Namun, sayangnya potensi komoditi  masyarakat ini tidak memberikan kepuasan hasil bagi para petani kita.

Ada beberapa faktor yang menurut pengamatan saya menyebabkan  potensi komoditi  yang kita miliki tidak mendatangkan keuntungan bagi petani Adonara. Faktor yang paling utama adalah ketidaktersediaanya armada angkutan yang bisa dipercaya untuk mendistribusikan hasil komoditi masyarakat. Armada angkutan yang mendistribusikan komoditi merupakan hal yang paling vital, jika kita ingin mengembangkan otonomi di daerah kita.

Selama ini kita semua sadari bahwa distribusi komoditi semuanya lari ke tangan tengkulak yang seenaknya menentukan harga pasar. Kemana lagi kita mau menyalurkan komoditi kita selain ke tengkulak??? Kita tidak tahu lagi kemana kita harus mendistribusikan hasil komudit kita karena kita memang tidak memiliki fasilitas atau agen yang terpercaya untuk mendistribusikannya.

Namun hal ini perlu pertimbangan  dengan lebih matang lagi jika kita ingin mendatangkan armada angkutan. Komoditi yang saat ini kita miliki perlu kita kaji terlebih dahulu. Maksudnya adalah apakah hasil komoditi kita cukup untuk disalurkan ke tempat penadah komoditi untuk diproduksi. Hal ini perlu kita kaji karena tentunya penadah komoditi ingin memastikan seberapa besar stok yang dapat kita salurkan untuk diproduksi. Penadah tidak mungkin menerima jika komoditi yang kita salurkan kurang dari yang dibutuhkan. Oleh karena itu perlu pengkajian tentang apa saja hasil komoditi dan berapa besar hasil selama satu kali panen. Selain itu juga dapat kita pastikan hasil panen komoditi berdasarakan pemetaan potensi komoditi masyarakat. Tentunya ini memerlukan survey tentang hasil komoditi per luas lahan.Kedua cara di atas bukanlah kerja yang mudah untuk dijalankan, semuanya membutuhkan kerja keras dan dukungan dari semua pihak. Jika kita ingin maju,  harus tunggu siapa lagi yang menjalankanya??? Kita adalah anggota gemohing jika kita ingin maju.

Selanjutnya kita dapat memanajemenkan pemasaran hasil komoditi. Jika armada angkutan sudah tersedia tentunya ini sangat efektif untuk memutuskan mata rantai perdagangan. Teknisnya bisa dengan pembentukan koperasi yang secara langsung menjadi tangan pertama penadah hasil komoditi, yang selanjutnya ke armada angkutan menuju tempat penadah komoditi untuk diproduksi (pabrik).

Untuk menentukan pabrik juga membutuhkan survey terlebih dahulu. Kita perlu bekerja sama dengan pabrik yang dapat menadah hasil komoditi kita. Seberapa besar pabrik memberikan penawaran barang untuk kita distribusikan. Hal ini berkaitan dengan besar komoditi per sekali panen yang saya maksudkan di atas. Jika kerja sama dengan pabrik memberikan kesepakatan yang sama-sama menguntungkan tentunya ini sangat bermakna bagi kita semua. Khususnya masyarakat kita pada umumnya.

Berpijak pada pepatah yang disampaikan pada awal tulisan ini: Akal saren onet tou kirin eh’an, budi dike  ta’an gelekat lewo gewayan tana, maka keterlibatan semua pihak, terutama generasi muda Adonara bersama para petani sangat di harapkan dalam membangun perubahan terkait potensi komoditi di Adonara.

Tulisan ini perna dimuat di e-magazine Pemuda Adonara Bangkit 

Edisi I/Juli 2012 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGALI KEBUDAYAAN KAMPUNG ADAT ATAKOWA

"BEKU” SANG NAGA LAUT YANG PERKASA (Bagian 1)

PREMANISME POLITIK SEBAGAI KETIDAKDEWASAAN BERPOLITIK